Musik Dalam Dambaan

Without music life would be mistaken.

Gue pernah iseng ikut tes multiple intelligencesnya howard gardner di web, dan hasilnya gue termasuk orang yang memiliki kecerdasan musikal paling dominan dari ke-7 kecerdasan lainnya. Aneh sih, kok bisa? Tapi setelah dipikir-pikir ya iya juga sih. Gue bisa hapal hampir semua lagu lawas kesukaan ibu gue dari kecil sampai sekarang. Broery Pesolima, Broery Marantika, Dewi Yull, Mariam Belina, Nia Daniati, Nike Ardila dkk. Gue tau lagu-lagu mereka, tanpa punya niatan untuk ngapalin 😑

Tapi sebenernya bukan itu yang pingin dibahas. Gue mau bahas kejenuhan gue sama musik-musik yang seliweran di tv. Monoton. Terus, apa benang merahnya sama paragraf sebelumnya? Ya karna kebetulan, hidup gue gak bisa tanpa musik. Kaya ada yang kuranggg gitu. Tapi, bukan itu musik yang gue mau.

Akhirnya? Arctic Monkeys lagi, Radiohead lagi, Oasis lagi, Foo Fighters lagi. Gue suka mereka, tapi semacam pingin sesuatu yang lain gitu. Pingin yang lebih manis, syahdu, dan puitis. Puitisnya itu sesuatu yang berbahasakan Indonesia dan nggak bisa ditawar. Yaa mirip-mirip Iwan Fals lah yang punya karakter gitu.

2013 pertama kali gue denger Payung Teduh lewat lagu Resah. Dari situ gue cinta banget entah kenapa. Adakali 2 mingguan gue setel terus itu lagu. Sebagian besar temen gue bilang lagunya bikin ngantuk, tapi nggak sama sekali buat gue. Merambat ke lagunya yang lain di album "Dunia Batas" gue semakin cinta. Semua lagunya sangat merepresentasikan musik yang gue mau. Tapi sayangnya semenjak album "Ruang Tunggu" keluar gue merasa mereka jadi beda. Apalagi fenomena lagu Akad yang bisa dibilang overrated bikin gue eneg (sorry). No offense yah, gue seneng kok kalo Payung Teduh semakin diminati, tapi jujur album "Ruang Tunggu" bukan Payung Teduh yang gue kagumi selama ini (kecuali lagu Mari Bercerita). Apapun itu, gue tetep berterimakasih untuk band ini karna udah ngebawa angin segar dan menyadarkan gue kalo band di Indonesia tuh luas, gue nya aja yang kolot. Maka, postingan kali ini berisikan band, duo, atau solo lokal yang musiknya merupakan musik yang sedang gue idam-idamkan saat ini. Langsung aja..



Dialog Dini Hari
Gue akan kasih nilai 6 dari 5 untuk band asal Bali ini huhuhu. Gue suka banget sama mereka WOYY! Musik yang mereka tawarkan tuh ringan, santai, tapi liriknya dalem. Sesuai namanya, lagu-lagu mereka emang cocok didengerin di pagi hari sambil ngeteh santai di teras rumah yang ada pekarangannya. Padahal gitaris mereka, Dadang, punya musik yang jauh berbeda digrupnya yang satu lagi (Navicula). Dadang juga tampil sebagai solois dan menamakan dirinya Pohon Tua, dengan single yang juga gue kagumi yaitu Matahari Terbit. Dengerin deh pasti kesemsem. Seakan gak puas mengeksplor, Dialog Dini Hari juga berkolaborasi sama duo suami istri fenominil Endah and Rhessa dan menamai diri mereka DDHEAR yang udah menghasilkan beberapa lagu diantaranya Temui Diri, Jangan Engkau Berhenti Bernyanyi, Wish You Were Here, dan Terang, Berpijar Harapan.

Beberapa lagu DDH yang paling gue suka itu ada Tentang Rumahku, Satu Cinta, Pelangi, Lagu Cinta, Beranda Taman Hati, Lengkung Langit, Aku Adalah Kamu. Cobain deh denger, tapi siap-siap jatuh cinta ya.

Penggalan lirik yang paling gue suka dari Dialog Dini Hari itu dari lagu Beranda Taman Hati yang bunyinya, "sepanjang waktu kumencari-cari arti hidupku, detik kedetik seakan kian cepat ku terpuruk, suara tawamu menghapus noda, gemulai gerak girang gembira mengubur duka.."




Danilla Riyadi
Lanjut ada solois nyentrik Danilla. Gue. Jatuh. Hati. Sama. Dia! Selama ini gue jarang banget suka sama solois perempuan. Apalagi yang lokal, gak ada malah. Tapi Danilla tuh, aduh suaranya meuni alus pisan huhuhu. Apalagi kalo dia udah nyanyi sambil main alat musik, daya tariknya naik jadi seribu persen. Gue pernah denger wawancaranya dia, ternyata awalnya Danilla tuh gak pede untuk jadi penyanyi. Tapi karna dorongan orang-orang disekitarnya termasuk si om Lafa ini bikin dia semakin yakin (terimakasih om Lafa udah bikin cici percaya diri). Album pertamanya "Telisik" menceritakan tentang perempuan yang sedang jatuh cinta. Di album pertama Danilla masih banyak campur tangan beberapa pihak, tapi di album keduanya "Lintasan Waktu" semuanya murni goresan karya Danilla (walaupun sejujurnya gue lebih suka dia di album pertama ehe).

Lagu-lagu Danilla di album pertamanya yang jadi gacoan gue itu.... hampir semuanya. Gue bener-bener suka sama semua lagunya. Tapi yaa boleh deh dipilih beberapa aja itu ada Berdistraksi, Ada Disana, Buaian, Wahai Kau, Senja Diambang Pilu, Terpaut Oleh Waktu.

Penggalan lirik yang paling gue suka dari Danilla itu dari lagu Buaian yang berbunyi "tak perlu kau mengerti rasaku kepadamu, biarkan jadi urusanku. Tak usah kupahami rasamu kepadaku, biarkan jadi urusanmu.." (dead).




Banda Neira
Lagi sayang-sayangnya trus diputusin. Ya begitulah penggambaran gue tentang duo ciamik Rara Sekar dan Ananda Badudu ini. Awalnya sih katanya Banda Neira ini cuma proyek iseng yang dapat respon baik dari orang-orang. Setelah diseriusin sampai melahirkan 3 album, akhirnya mereka mengumumkan keputusannya untuk bubar (tanpa membocorkan alasannya).

Tapi ku tetap suka kok. Beberapa lagu Banda Neira yang jadi kesukaan gue itu yang Sebagai Kawan, Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti, Di Atas Kapal Kertas, Sampai Jadi Debu, Matahari Pagi, Berjalan Lebih Jauh, Ke Entah Berantah.

Lagu-lagu Banda Neira juga mengandung syair yang puitis. Satu lagu yang berisi penggalan lirik paling gue suka dari Banda Neira itu yang isinya "yang hancur lebur akan terobati, yang sia-sia akan jadi makna yang terus berulang suatu saat henti, yang pernah jatuh kan berdiri lagi, yang patah tumbuh, yang hilang berganti.."




Barasuara
Kesan pertama gue denger lagu mereka itu gue langsung mikir "ini band alirannya apaan ya?". Malah gue sempet mikir ini mereka emang jenis musiknya begini atau karena khusus untuk isi soundtrack film laga ya? Hueheh. Gue sendiri gak bisa ngejelasin apa yang membuat gue suka sama Barasuara. Liriknya lugas. Tapi ya udalah ya gue gak terlalu mempedulikan kandungan liriknya karena gak tau kenapa emang enak aja untuk didengerin secara keseluruhan.

Jangankan gue, Iga Massardi selaku penggagas Barasuara aja gak bisa mendefinisikan jenis musik yang mereka sajikan. Katanya, "biarkan kami bicara lewat musik, lalu silahkan dinilai sendiri seperti apa konsep musik yang kami bawakan".

Gue mau ngutip hasil wawancara dari metronews.com bersama Iga, sang pencipta semua lagu Barasuara di album Taifun tentang penjelasan makna lagu-lagunya (panjang)

Nyala Suara; "Ketika lo memendam suatu keinginan, lo pendam terus sampai akhirnya apa yang lo pendam itu menyeruak. Ketika lo punya suatu tujuan, pemikiran, ide, itu harus dikeluarkan. Kalau tidak, itu hanya akan jadi bara di dalam sekam doang. Lama-lama akan meredup. Jadi, lo harus keluarkan"
Sendu Melagu"Ini lagu cinta, semua terasa lebih berharga ketika sudah tidak ada"
Bahas Bahasa; 
"Ini potret cara berkomunikasi orang yang saat ini sudah bermetamorfosis. Kalau dulu bisa ketemu langsung, sekarang bahkan kita bisa bikin pesan teks untuk berapa puluh orang dalam waktu bersamaan. Lagu ini mengenai cara berkomunikasi"
Hagia; "Diambil dari nama Hagia Sofia. Intinya, bagaimana kita masing-masing punya kepercayaan dan tujuan berdasar kepercayaan itu. Bagaimana kita menghormati orang lain dan hidup berdampingan dengan damai. Walaupun tradisinya berbeda, semua ajaran agama mengajarkan kebaikan. Kita bebas untuk percaya. Kenapa terakhir ada lirik dari kitab Injil, gue merasa doa Bapa Kami sangat kuat untuk menutup lagu ini"
Api dan Lentera; "Lo keluar dari belenggu. Jangan biarkan bara yang lo punya padam dan jangan takut. Lepas semua keraguan dan lakukan apa yang lo yakini"
Menunggang Badai; "Dari musiknya banyak part yang intens dan seru. Dari liriknya soal orang yang kesulitan dengan kebenciannya sendiri. Bagaimana orang yang dalam hidupnya penuh kebencian. Kayak lo melihat orang, 'Kok ini hidupnya negatif ya? Penuh kebencian' itu dari apa yang gue lihat, gue rasakan"
Tarintih; "Tentang bagaimana sosok ibu, dari mulai hamil hingga melahirkan anak. Kalau dalam sudut pandang Islam, surga ada di telapak kaki ibu. Tetapi dalam hal ini, dari sudut pandang si anak, perasaan sudah banyak berbuat salah dan masih pantaskah mendapatkan surga itu? Ada pikiran ketika nanti sang ibu pergi, kita sudah tidak bisa minta maaf lagi. Itu sebetulnya hal pribadi, kita semua punya salah sama orang tua. Terkadang kita terlalu lalai meminta maaf dan kesempatan sudah tidak ada. Ketika terlambat meminta maaf pada ibu, itu jadi hal menyakitkan dalam hidup. Tarintih adalah kata yang gue buat sendiri, dari kata 'tarian' dan 'rintihan.' Dalam perkembangan hidup, lo akan bersenang-senang yang gue gambarkan sebagai tarian, dan ada saat menyadari kesalahan yang gue gambarkan dengan rintihan"
Mengunci Ingatan; "Ini lagu cinta. Awalnya saat melihat suatu berita soal alzheimer. Ketika ingatan lo mulai hilang. Ada seorang pelukis alzheimer, dia mencoba melukis wajahnya sendiri terus menerus. Awal dia divonis alzheimer, dia bisa melukis wajahnya sendiri secara detail. Ketika mau meninggal, lukisan dia hanya coret-coretan. Itu sangat memilukan, kita tidak bisa mengingat kita siapa. Dalam lagu ini, konteksnya gue balik. Bagaimana kita ingin melupakan apa yang menyakitkan. Intinya jadi lagu cinta. Pada awalnya gue pengin nulis tentang proses melupakan, tetapi pada praktiknya gue menulis ingin melupakan kenangan buruk"
Taifun; "Ini lagu berisi pesan yang gue sampaikan ke anak gue. Terkadang dalam hidup harus berhenti berlari, mulai berjalan. Intinya itu, menerima diri sendiri, berdamai dengan kesalahan"


Panjang ya kutipan penjelasan tentang Barasuara. Kayanya cukup ya postingan tentang musik yang gue damba ini. Selain yang udah gue sebutin di atas gue juga suka banget sama band lokal lain kaya Float, Maliq ND'Essentials, ERK, Naif, Pagi Tadi, dannnnn The S.I.G.I.T jangan tanya kenapa, karna... YAKALI BISA NGGAK SUKA DENGER LAGU MEREKA huhuhu. Apalagi thesigit, kalo untuk mereka mungkin nanti ada ulasan khususnya (wink). Akhir kata, terima kasih telah hadir menciptakan musik yang gak hanya indah untuk didengar tapi juga memiliki makna lirik yang dalam dengan pemilihan redaksi kata yang puitis. Nox!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

🖤

Tacenda

Akhir Menuju Awal